Segitiga Karakter Individu

Published by Ponpes Anwarul Huda on

Oleh: Fahmi Fardiansyah.

            Pada surat Al-Fatihah ayat terakhir banyak ditafsiri oleh ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan an’amta alaihim adalah para Nabi-Nabi, para Mushoddiq (yang kuat tau-hidnya), para Syahid, dan para orang-orang Sholih. Dan yang dimaksud almaghdlubi adalah orang-orang Yahudi, serta yang dimak-sud dengan dlollin adalah orang-orang Nashrani.

            Namun, pemahaman yang lebih men-dalam dari ayat ini adalah kembali pada diri masing-masing. Dikarenakan setiap individu memiliki potensi untuk menjadi ketiga karak-ter tersebut. Terkadang manusia bisa menjadi an’amta alaihim, terkadang almaghdlubi, terkadang pula menjadi dlollin.

            Sehingga pada ayat ini dipahami manusia memiliki karakteristik pada dirinya yaitu, sifat yang dipuji oleh Allah, sifat yang dibenci oleh Allah, dan sifat menyesatkan dirinya sendiri. Dengan ketiga sifat ini manu-sia membentuk segitiga karakter yang terka-dang pada satu sisi berada pada satu karakter dan berakhir dengan karakter yang lain.

            Pada saat manusia berada dikarakter terpuji, manusia akan lebih mulia daripada Malaikat dan makhluk Allah lainnya.

“dan Kami memulyakan mereka (manusia) ketimbang kabanyakan dari apa yang telah kami ciptakan dengan keutamaan yang lebih” (Q.S al-Isra’:70)

            Dimulyakan manusia sebagai makh-luk selain malaikat dengan keutamaan mele-bihi mereka dengan diberikannya akal, keku atan, dan cara mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang bagus dan mana yang jelek.

            Akan tetapi, pada satu sisi manusia juga berada dikarakter yang dibenci oleh Allah. Dengan beraninya mereka menyekutukan Allah dengan makhluk lain, mengingkari utusan Allah, melakukan perbuatan yang merugikan dirinya dan orang lain, berbuat sombong, dusta, dendam, adu domba, fitnah, riya’, mengurangi takaran dalam transaksi, menipu, mencuri, membunuh, memperkosa, bermain riba, menyuap, menjual harga diri manusia lainnya, menindas, merebut negara-negara kecil hanya untuk melampiaskan nafsu belaka dan merebut kekayaan negara kecil tersebut, eksploitasi besar-besaran, merusak alam, dan perbuatan keji lainnya. Itu disebab-kan oleh karakter yang dimiliki manusia itu sendiri.

“maka, berkelilinglah kesepenjuru bumi dan perhatikan bagaimana (suatu bencana, itu) ada dan mengenai orang-orang dusta (bersifat yang dibenci oleh Allah).” (Q.S Ali Imran:137)

            Namun, manusia juga terkadang bersifat menyesatkan dirinya sendiri dengan mengangkat makhluk Allah sebagai pelin-dungnya, berkeyakinan dengan ciptaan Allah-lah suatu bahaya tersingkap tidak karena Allah, kenikmatan dunia yang dimiliki itu karena tetesan keringatnya bukan kerena Allah, perusahaan yang dikembangkan adalah hasil kerja keras bukan karena kuasa Allah, perdaga ngan yang sukses karena perhitungan yang tepat bukan karena ridlo Allah, kepintaran yang dimiliki karena uasaha yang keras dalam belajar bukan karena wahyu Allah, pangkat yang dimiliki adalah miliknya bukan titipan Allah, dapat menyembuhkan orang sakit adalah karena belajarnya bertahun-tahun tentang pengobatan bukan karena izin Allah.

            Itu semua dikarenakan mereka melampaui batas, tidak ingin mengakui kuasa Allah, malah mengakui dirinya sendiri. Hanya ketika manusia terhimpit masalah yang sulit dihilangkan, tertimpa bahaya, mengalami inflasi, jatuh miskin, bangkrut, banyak hutang, bodoh, dan kurang segalanya baru mau mengakui akan kuasa Allah dalam segala hal.

            Oleh karenanya, hendaklah kita menyadari akan karakteristik diri kita masing-masing apakah saat ini kita bersifat an’amta alaihim atau almaghdub, atau dlollin?, jika masih bersifat an’amta alaihim syukur, lantas apakah satu jam kedepan kita masih bersifat seperti itu atau sudah berganti?, apakah esok hari kita masih bersifat seperti itu?, apakah dalam hidup kita lebih banyak bersifat an’amta alaihim atau malah kebalikannya?, hanya diri sendiri dan Allah yang menge-tahuinya. Berhati-hati adalah kunci dalam mengola karakter diri.


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *