Mengharap Barokah di Bulan Ramadhan

Published by Ponpes Anwarul Huda on

Oleh: Firmanda Taufiq

 

Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah sebaik-baik bulan, yang di dalamnya terdapat ampunan, kebarokahan, dan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada para mukmin yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Dalam kaitannya dengan amaliah ibadah, mereka (Mukmin) yang melakukan puasa Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya. Memang inilah bulan untuk memperbaiki diri dan berproses selama sebulan penuh, mengekang hawa nafsu untuk tidak melakukan perbuatan maksiat dan perilaku yang dilarang oleh Allah.

Sebagaimana kita ketahui bahwasanya Ramadhan memang berbeda dengan bulan-bulan lain, di dalamnya ada ibadah-ibadah khusus yang tidak dilaksanakan di bulan lainnya, seperti sholat tarawih, berbuka puasa, sahur, dan ibadah-ibadah lainnya, yang sejatinya tentu akan menambah nilai taqwa dan keimanan kita kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT yang menyebutkan goal (target) diwajibkannya puasa adalah untuk meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT.

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan atas kaum sebelum kalian, agar kalian bertaqwa”. (Al Baqarah: 183)

 

Kebarokahan di bulan Ramadhan diturunkan oleh Allah, mereka yang senantiasa berpegang teguh pada keimanan dan terus menambah ibadahnya, maka mereka akan mendapatkan maunah-Nya, juga pahala yang berlipat ganda, tentu selalu diniatkan bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

Puasa berarti junnah (perisai), maka melaksanakannya adalah untuk membentengi diri dari perkara atau hal dari luar, yang masuk kepada kita, baik hal-hal yang baik dan buruk. Maka, saat puasa Ramadhan, tentunya kita harus menahan hawa nafsu kita, baik lahir maupun batin. Secara fisik kita melaksanakan puasa, tetapi batin kita juga mengekang hawa nafsu dan melatih kesabaran.

Ulama-ulama telah menjelaskan di berbagai literatur kajian, baik ilmu fiqih, tasawuf, dan ilmu lainnya, puasa Ramadhan adalah pembahasan yang sangat menarik dan tidak akan selesai untuk dikaji secara mendalam, baik melalui kajian, mauidhoh hasanah, diskusi, dan lain sebagainya. Jelas karena Ramadhan adalah bulan yang diistimewakan Allah dibandingkan bulan-bulan yang lain.

Dalam hadis disebutkan bahwa: “Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap ridho Allah SWT, maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa melakukan ibadah-ibadah pada malam lailatul qadr, maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Abu Hurairah)

Maka beruntunglah mereka yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan bersungguh-sungguh, maka mereka akan mendapatkan balasan terbaik, yakni surganya Allah. Terlebih mendapatkan ridho-Nya, atas ibadah-ibadah yang senantiasa kita lakukan, untuk terus memperbaiki diri dan senantiasa terus berproses, bahwa kelak kita akan meninggal dan hanya ridho Allah-lah, satu-satunya yang sangat kita harapkan. Hingga pada hari kiamat tiba dan hidup sesungguhnya di akhirat kelak.

Ibadah puasa Ramadhan sejatinya adalah ibadah individual, artinya ibadah ini dilakukan secara personal, tidak dilakukan secara komunal (banyak). Maka sesuai apa yang dipaparkan dalam hadis, bahwasanya: “Setiap amal anak Adam itu akan diganjar: Satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan semisalnya hingga serratus ganjaran, seperti firman Allah: kecuali puasa karena aku yang akan mengganjarnya (memberikan pahala) kepada merekayang melaksanakannya, menahan hawa nafsu, makanan dan minum yang telah aku berikan, bagi seorang yang berpuasa ada dua kebahagiaan, yakni kebahagiaan tatkala berbuka puasa dan kebahagiaan tatkala bertemu dengan Rabb-Nya, dan bau mulut orang yang melakukan puasa lebih wangi bagi Allah dari minyak misik (kasturi). Puasa adalah perisai. Maka sesungguhnya tatkala pada hari puasa kalian, maka janganlah menggunjing dan berbuat maksiat, maka tatkala diajak bertengkar (bermusuhan) oleh seseorang dan membunuh maka katakanlah sesunggunya aku sedang berpuasa.” (HR. Muslim)

Maka sangat jelas bila Allah mengkhususkan ibadah puasa, karena Allah-lah yang akan mengganjar bagi mereka yang senantiasa ikhlas melaksanakan puasa, terlebih puasa Ramadhan. Karena ibadah puasa Ramadhan diharuskan bagi kita untuk menahan hawa nafsu mulai sebelum terbitnya fajar hingga waktu maghrib tiba. Bila tidak biasa tentunya kita akan merasa kaget melakukan puasa pada bulan Ramadhan, apalagi puasa ini dilakukan selama sebulan, tidak seperti puasa-puasa lainnya.

Selain itu, mereka yang melakukan puasa, tidurnya saja bernilai ibadah, tapi alangkah lebih baik lagi bila pada bulan Ramadhan diisi dengan ibadah-ibadah, maka jelas ibadah puasa yang kita lakukan akan bertambah sempurna, tidak hanya tidur tanpa melakukan perbuatan-perbuatan yang bernilai kebaikan, misalnya membaca Al-Qur’an, sedekah, mengaji kitab, dan qiyamul lail, i’tikaf di masjid dan ibadah lainnya.

Terlebih dalam ibadah puasa ada dua kebahagiaan seperti apa yang telah dijelaskan dalam hadis sebelumnya, bahwa mereka yang melakukan puasa mendapatkan dua kebahagiaan, yakni bahagia saat berbuka puasa, setelah melaksanakan puasa yang menguras tenaga, dan bahagia saat bertemu dengan Allah, saat kita kelak di akhirat. Tentunya dua kebahgaiaan ini akan menjadi ganjaran bagi mereka yang senantiasa melakukan puasa dengan harapan untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

Untuk itu, bulan Ramadhan ini sangatlah rugi bila tidak diisi dengan kebaikan-kebaikan dan ibadah, untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena pada hakikatnya waktu di dunia berjalan sangat cepat dan hanyalah sementara. Hingga tidak terasa amalan-amalan kita rupanya masih sedikit dan ibadah-ibadah yang kita lakukan masih jauh dari sempurna, maka selagi ada kesempatan dan waktu yang diberikan Allah, nikmat sehat dan nikmat-nikmat lainnya yang diberikan kepada kita, patut kita syukuri dengan terus melakukan ibadah-ibadah, karena kita adalah ’abd (hamba), yang harus senantiasa menyembah dan melakukan ibadah semata hanya karena Allah SWT.

Maka saat bulan Ramadhan, merupakan momen penting dalam perjalanan selama setahun, puasa Ramadhan adalah proses menempa diri menjadi orang yang lebih baik dan bertakwa kepada Allah SWT. Wallohu a’lam bishowab.


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *