KEINDAHAN DI BULAN RAJAB & SYA’BAN

Published by Ponpes Anwarul Huda on

  Oleh: Romy Ittaqi Robby

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu. (QS At-Taubah (9): 36)

Bulan Rajab dan Sya’ban adalah kunci bulan-bulan yang penuh dengan kebaikan dan berkah. Perumpamaan bulan rajab bisa diibaratkan seperti angin, sya’ban seperti awan, sedangkan bulan Ramadhan seperti hujan, Sebagian Ulama’ berkata:”Tahun ibarat pohon, bulan rajab yaitu hari atau bulan tumbuhnya daun, sya’ban hari tumbuhnya ranting, sedangkan bulan ramadhan hari memetik, dan kemudian orang mukmin adalah juru petiknya.

Akan tetapi, mayoritas orang beranggapan bahwa bulan rajab lebih utama dibanding bulan sya’ban karena bulan rajab diketahui termasuk bulan haram, Rasulullah SAW. Menginstruksikan bahwa ketika sya’ban diapit atau dikelilingi oleh dua bulan yang penuh barokah, Rajab dan Ramadhan, semua orang terfokus dengan dua bulan ini sehingga bulan sya’ban dilupakan.

 Berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah dan juga ijtihad para ulama’ fiqih, Ibnu Rajab Al Hanbali dalam kitabnya menjelaskan bahwa berbagai macam keutamaan dan amalan yang paling utama pada dua bulan tersebut sehingga umat muslim tidak hanya sibuk dengan sifat yang masyhur dan melupakan dengan yang utama. Akibatnya tidak akan mendapatkan fadhilah amal yang dapat menambah kecintaan ridha dan pahala dari-Nya.

Dalam kitab hadits Shahih Bukhari Muslim dari penjelasan Abi Bakrah, Nabi SAW dalam khutbahnya ketika haji wada’:”Sungguh zaman telah berputar seperti bentuknya ketika Allah SWT menciptakan langit dan bumi, satu tahun itu ada dua belas bulan, empat diantaranya bulan haram, tiga berturut turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharam dan Rajab.

Allah SWT, juga menginformasikan bahwa sejak menciptakan langit dan bumi, siang dan malam, semuanya berputar pada putarannya, Allah juga menciptakan apa yang ada di langit, baik berupa sinar matahari, bulan, bintang dan menjadikan matahari serta bulan berputar pada tempatnya, dengan habis gelap terbitlah terang.

Dalam hitungan kalender hijriyah, bulan rajab merupakan bulan ketujuh. Bulan ini termasuk salah satu bulan haram (suci) atau bulan yang dimuliakan. Karena merupakan bulan haram, maka tidak heran jika dikalangan masyarakat muslim banyak yang melakukan amal-amalan ketaatan di bulan ini, termasuk menunaikan puasa sunnah rajab.

Ulama mempunyai pendapat yang sangat berbeda tentang bulan manakah yang paling utama, ada yang mengatakan bulan Rajab seperti Syafi’iyah, tetapi pendapat tersebut dilemahkan oleh Imam Nawawi.

Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping dzulhijjah, muharram dan sya’ban. Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum di samping dzulqa’dah, dzul hijjah, dan muharram.

  Al Baihaqi  berpendapat bahwa:Abu Qilabah termasuk pembesar tabi’in dan beliau tidak mengatakan seperti itu, kecuali dari mendengar langsung, hanya saja ada riwayat tentang puasa dalam semua bulan haram, dari hadits yang diriwayatkan mujbah Al Bahiliyah dari ayahnya atau pamannya bahwa Nabi SAW berkata kepadanya:”Puasalah di bulan haram dan tinggalkanlah, Nabi SAW mengucapkannya sebanyak 3 kali.

Diceritakan kepada Nabi SAW bahwa ada sekelompok orang yang berpuasa penuh pada bulan Rajab, kemudian Nabi SAW menjawab, kemana mereka dari bulan sya’ban?Azhar bin Sa’id Al Jumahi meriwayatkan dari ibunya, bahwa ia bertanya kepada Aisyah R.A tentang puasa rajab, kemudian Aisyah R.A menjawab:”Jika kamu mau berpuasa, maka puasalah di bulan sya’ban, juga diriwayatkan secara marfu’, namun secara marfu’ lebih shahih.

Kemudian Abi Bakrah juga berpendapat bahwa justru ia tidak suka atau tidak setuju jika ada yang berpuasa penuh di bulan Rajab, dan ia juga berkata kepada mereka:”Apakah kalian bisa menjadikan bulan Rajab seperti Ramadhan, kemudian beliau membanting nampan dan bejana. Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan seperti bulan Ramadhan, beliau berkata lagi:”Demikian juga satu hari dari hari-hari yang memakruhkannya agar tidak ada orang yang bodoh untuk menirunya lalu ia menyangka bahwa puasa itu wajib dan tetapi perbuatannya sangat baik.

Sedangkan makruhnya berpuasa di bulan Rajab secara sendirian jika digabungkan dengan puasa sunnah di bulan yang lain, menurut sebagian sahabat kami (hanabilah), seperti puasa pada bulan-bulan haram, puasa rajab dengan sya’ban.  Ada 4 (empat) bulan haram yang dikenal tradisi Islam, ketiganya secara berurutan adalah: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satunya adalah bulan Rajab. Adapun alasan kenapa bulan-bulan tersebut dinamakan bulan haram adalah :

  1. Pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
  2. Pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan itu. Demikian pula pada saat itu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan.

Ibnu Umar juga meriwayatkan dimana ia mendengar ada satu kaum yang mengingkari orang yang sedang berpuasa di bulan Rajab, kemudian ia berkata:”Bagaimana jika orang yang puasa satu tahun?”Dari sini terlihat bahwa tidak boleh puasa rajab secara penuh, kecuali jika memang berpuasa setahun.

Hikmah dalam puasa Rajab adalah sudah saatnya bagi siapa saja yang menodai lembarannya dengan maksiat agar senantiasa ia memutihkannya dengan melakukan taubat pada bulan tersebut, dan juga barang siapa yang menyia-nyiakan umurnya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, agar ia selalu memanfaatkan sisa-sisa umur yang masih ada. Dengan memasuki bulan Rajab, berarti saat-saat kedatangan bulan Ramadhan semakin dekat. Agar nantinya kita dapat memanfaatkan bulan suci itu dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak ibadah, persiapannya mesti dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelumnya, khususnya ketika memasuki bulan Rajab.

Dan juga karena melakukan perbuatan yang diharamkan pada bulan-bulan itu dosanya lebih besar dibandingkan bulan lainnya. Dan Bulan Rajab termasuk bulan-bulan haram yang dimuliakan Allah SWT tersebut. Namun, tidak ada dalil dari Alquran dan sunah Nabi saw yang menyebutkan tentang amalan-amalan khusus yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim pada Bulan Rajab ini.

Adapun keistimewaan yang lain tentang puasa sunnah di bulan rajab yaitu: Dalam Riwayat al-Thabarani dari Sa’id bin Rasyid berkata: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya dan “Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahannam, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan.

Terkait hikmah puasa pada bulan Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasulullah SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab”.

Penulis adalah santri ponpes Anwarul Huda sekaligus mahasiswa UIN MALIKI Malang jurusan Al Ahwal Al Syakhsiyah.


0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *